NOMINATOR
LOMBA PENULISAN NASKAH TEATER REMAJA
TAMAN BUDAYA JAWA TIMUR
2006
2006
SINOPSIS
Perjalanan seorang Gadis muda
yang bernama Siti untuk memusnahkan Anting. Semua telah ia rencanakan dan
meracik sesuatu untuk membuktikan bahwa anting itu sesuatu yang tak berguna.
Segala hal ia lakukan untuk membuktikan bahwa perempuan bisa jadi perempuan
tanpa anting. Yang akhirnya ia harus terbunuh sebagai perempuan yang tak
bertindik, bahkan tak bertelinga.
KARAKTER
Gadis Botak/Siti
Pria Mohwak
Teman
Guru
Murid-murid
Perempuan Muda
Nenek
Suami
Istri
Siti Kecil
DI
SUDUT BUMI MALAM. TERDENGAR ANGIN MENDESIR GANAS. IBARAT KIPAS ANGIN, ADA
SEGUMPAL CAHAYA LEWAT BERGANTI-GANTI MENERANGI MEJA YANG KISRUH DENGAN BUNYI
DENTINGAN GELAS, TUANGAN AIR DALAM BOTOL, AIR YANG MENDIDIH, SUARA MESIN LAS
YANG TERKADANG EFEK SINAR LAS MENERANGI KEGELAPAN MISTERIUS ITU DAN TERLIHAT
SEAKAN SILUET NEGATIF FOTO/KLISE. KEKISRUHAN TERUS BERLANJUT MENGIRINGI ALUNAN
GERUTU YANG DALAM DAN BERAROMA KEMARAHAN YANG KELUAR DARI SOSOK YANG TERTELAN
GELAP ITU. BAHKAN PERCIKAN-PERCIKAN LUDAH MENYUMPAH SEMESTA DAN MENGGEMA
MEMBERAIKAN BUHUL-BUHUL KEPEKATAN MALAM.
SOSOK
DI BALIK GELAP.
FREE
SEX TELAH KUTUTUP DALAM KITAB KAMASUTRA. SETELAH KUPELAJARI SETIAP HURUF-HURUF
GAIRAH KEMUDAANKU DENGAN BERBAGAI PEMBENARAN. AKHIRNYA KUSIMPULKAN SETIAP
KOMPOSISI SEX DI DUNIA REMAJA YANG BEGITU FANTASTIC DENGAN FENOMENANYA, HANYA
ORGASME YANG MENJAWAB. TERLALU KETINGGALAN ZAMAN MENURUTKU. KINI SUDAH USANG BERDEBU DAN ENTAH DI
BILIK INGATAN MANA KUSIMPAN DIA. AKU
LUPA. HANYA NOMOR HOTEL SEMALAM YANG BERTENGGER DALAM INGATANKU ...
KEREMANGAN
MEMBAHANA BUMI. DENGAN SEKETIKA SOSOK DI BALIK GELAP LENYAP, TERTUKAR SEBUAH
KAMAR LOSMEN SEDERHANA YANG KHAS DENGAN KEREMANGAN. ADA PINTU YANG TERTUTUP RAPAT BERNOMOR 501.
DI BALIK SEMUANYA, DUA SOSOK REMAJA BERCUMBU DIIRINGI KESEPIAN MENGALUN BIRAHI.
NAFAS KEDUA
SOSOK ITU MENAMBAH KENIKMATAN MUSIK. MEREKA BERPELUKAN. SILUET RAMBUT SEORANG WANITA
MENGGELIAT SERUPA TARIAN ULAR. KECUPAN-KECUPAN IBARAT TETESAN AIR MEMECAH PADA
GENANGANNYA. RUANG SEINDAH KOMPOSISI TARIAN DALAM TAMAN SURGA, DAN
DEGUPAN-DEGUPAN BIRAHI MEREKA BERSUARA DALAM KAMAR ITU ...
SUARA WANITA
Inilah yang kau inginkan.
Daging lebih di dadaku. Entah itu berukuran kecil atau besar, kau tak peduli. Ada juga liang di
selangkanganku yang kau andaikan bibir dari surga. Dengan kedua itu, tak perlu
sebuah tindikan dan anting untuk mengatakanku seorang wanita.
SUARA LELAKI
Biarlah adegan ini cepat
mencapai. Jangan-jangan malam ini ada razia di setiap hotel. Umurku masih 17
tahun dan Perempuan ini belum juga istriku ... ah aku lupa, besok hari terakhir
pembayaran SPP, kemana harus kucari uangnya. Coba tadi aku dan perempuan ini
patungan membayar hotel ...
SUARA WANITA
Kau bisa menikmati misteri
tubuh yang bernama wanita. Jangan lewatkan setiap detailnya, karena pasti kau
akan menyesal. Di kala seperti itu, kau akan meminta lagi. Dan aku tak yakin
punya waktu denganmu lagi ... keyakinanku hanya satu, yaitu selama waktu itu
berjalan, kau hanya bisa onani dengan rasa penasaran ... aku tanya sekali lagi,
perlukah anting untuk membuatmu penasaran?
SUARA LELAKI
Tak penting untukku senggama
yang romantis. Bila jebol, aku merasa telah hidup di umur dewasa. Keperawananmu
adalah mahkota untukku. Saat kurenggut, akulah raja. Saat itupun bisa kuludahi
wajah kerut dan sok tua para pendahulu. Mereka hanya segumpal nasihat yang
melewati muda tidak seperti ini. Lihat rambutku, telah kuubani dengan ketabuan.
Setiap detik kupikir adalah Doggy Style. Apakah orang tua berpikir seperti itu
juga? Mereka malu. Padahal itu untuk kemajuan. Dasar kampungan! Aku tak pernah
mendapatkan ini dari mereka. Ini adalah imajinasiku. Sungguh aku sangat
jenius...
SUARA WANITA
Bahkan kau pun akan terkejut
ketika melihat darah di bibir surga itu. Tidak ada yang bisa mengalahkan
predikatnya sebagai keanggunan. Walau emas yang menggantung di tindikan
sekalipun...ha-ha-ha, aku benar-benar cantik.
SUARA LELAKI
501! ... Ya 501! Nomor yang
kini ada dalam kemenanganku. Nomor ini tertera di resletingku juga, entah
kenapa bisa sama dengan nomor kamar ini. Perang ini semakin menjelaskan
kemenanganku. Akulah kedewasaan sejati. Mana ada orang tua dulu tahu tentang
Chek In Hotel. Dan mana tahu orang tuaku tentang 501 ... aroma kemenangan telah
tercium. Wanita ini adalah senjataku untuk merenggut sejarah kemudaan. Ini
suatu kehormatan untukku. Setidaknya aku tak melakukan imajinasi yang berujung
501.
SUARA WANITA
Inilah adegan pertukaran kehormatan.
Kita saling menyerahkan dan memahkotai. Bukan anting yang menentukan. Anting
hanyalah lambang perbudakan dunia. Apa telingamu akan gatal tanpa anting?
DI
SUDUT BUMI YANG LAIN MEREBAK CAHAYA. SEIRING LENYAPNYA KAMAR SENGGAMA PIKIR ITU. KINI YANG ADA REMAJA BERAMBUT MOHWAK, BERANTING DI
TELINGA KIRI, BERSINGLET HITAM, BERTATTO, DAN BERHADAPAN DENGAN KOMPUTER.
MATANYA MENYALAK MENYINARI LAYAR KOMPUTER YANG MEMBIASKAN CAHAYA. SEAKAN IA TAK
PERCAYA. MATA
ITU MERINGIS MALU, DADANYA NAIK TURUN MENDENGUSKAN GELISAH. DENGAN TERPAKSA IA
MERAPATKAN MATANYA HINGGA YANG ADA HANYALAH KERUTAN PEJAMAN. SANGAT KERAS
PEJAMAN ITU HINGGA GETARAN MENJALAR KESELURUH TUBUHNYA. TEGUKAN-TEGUKAN LUDAH
KETAKUTAN MENAMBAH GETAR DALAM LUBUK HATINYA. JARI-JARI YANG BERADA DI ATAS
KEYBOARD SEAKAN PAKU YANG TELAH MENANCAP SEPANJANG PERADABAN KENISTAAN.
TIBA-TIBA SEMUANYA MELEDAK DALAM DERING HP. DENGAN GERAK SIGAP BERTANDA GUGUP,
REMAJA ITU MEROGOH HPNYA YANG IA SENDIRI LUPA DI MANA. CUKUP LAMA IA MENCARI
DAN AKHIRNYA KETEMU JUGA. TAPI IA BELUM JUGA MENERIMA PANGGILAN ITU SETELAH IA
MELIHAT NAMA YANG TERTERA DI LCD HP. LAMA IA BERPIKIR LALU DENGAN RAGU-RAGU DIA
MENEKAN TOMBOL YES DAN PERLAHAN HP ITU DIANTAR KE TELINGA YANG BERANTING. MENDENGAR SEBENTAR DENGAN MATA MENERAWANG MEMIKIRKAN
SESUATU.
PRIA MOHWAK
Akan aku jelaskan saat kita
bertemu nanti ... aku tak tahu, itu mungkin orang lain ... ya, aku malu.
Khususnya terhadap kamu ... sudahlah sayang, cukup. Jangan kamu teruskan
kemarahanmu. Aku tak peduli apa kata orang tuaku nanti, aku hanya takut jikalau
ini membuat cintamu berkurang ... kau ingat puisiku untukmu? Ingatlah itu, agar
kamu percaya bahwa aku benar-benar mencintaimu ... kamu tahukan sayang, sex
semacam ini (sambil menunjuk layar komputer dengan jari-jarinya) sudah ketinggalan
jaman. Dan kamu juga tahu, aku remaja modern ... aku masih ingat sayang, anting
yang kamu berikan ini adalah pengingatku. Dengan begitu kamu seharusnya
mengingat puisiku juga, sebab waktu itulah kamu memberikan anting ini ... masak
kamu lupa!... dua bulan yang lalu ... ya, aku sangat cepat menyerap
perkembangan jaman ... aku lupa nama wanita itu ... ehm, siapa ya, si .. si..
siapa ya, Siti! Ya Siti, aku ingat sekarang. Namanya Siti ... dia teman
sekelasku, dia meninggal sebulan yang lalu ... dia bunuh diri bersama semua
wanita dalam kelasku, termasuk Guru Pendidikan Moral yang waktu itu bertepatan
punya jadwal di kelas ... dia wanita gila menurutku ... kalau kamu melihat beberapa saat setelah terjadi peristiwa itu,
kamu akan bersepakat dengan ungkapanku tadi ... saya datangnya ketika kelas
sudah dipenuhi oleh Polisi dan orang banyak. Mayat-mayat wanita itu tak
bertelinga semuanya ... iya, akupun heran kenapa dengan hanya sepenggal telinga
mereka bisa mati. Menurut penglihatanku, mereka masih terlalu cantik untuk
menjadi mayat ... oh maaf sayang, aku tak bermaksud merendahkanmu dengan
mengatakan mereka cantik ... ya, kamulah yang paling spesial di hatiku ... iya kan ? Kamu sendiri bisa
mengatakan wanita itu jenius. Kalau aku mengatakan dia gila ... sampai sekarang
pun Polisi tidak sanggup memecahkan kasus itu. Menurut Polisi itu pembunuhan
yang paling sadis selama ini. Soalnya irisan-irisan telinga itu sangat halus.
Tidak terlihat goresan-goresan pemaksaan. Padahal alat yang digunakan untuk
mengiris telinga adalah Gergaji. Koki seahli apapun tak bisa mengiris seindah
itu ... dan yang lebih aneh lagi semua potongan telinga mereka tak ditemukan di
awal peristiwa. Nanti setelah divisum baru mereka tahu semua potongan telinga
itu ada dalam perut Siti, termasuk telinganya ... apakah itu bukan hal yang
gila? ... aku pun tak percaya pernah melakukan hubungan sex dengan seorang
maniak ... aku juga tak tahu siapa yang merekam dalam kamar itu, aku hanya bisa
terkejut ketika adegan dalam kamar itu telah tersiar di Internet ... (Hp di
genggaman Remaja Mohwak berbunyi
menandakan Lowbat.) Aduh sayang, kamu sekarang cari Warnet terdekat! Kita
teruskan obrolannya lewat Chating. Batre Hp aku hampir habis ... (Belum juga
habis kata-katanya, Hp kehabisan Batre.)
Pintu rapat yang benomor 501
itu, membuka kembali cerita sesudah adegan sex ditayangkan. Tak lagi tarian
surga yang terlihat, hanya dua sosok di balik selimut. Bukan lagi degupan yang
berucap. Tapi percakapan nyata beradu. Memecah dentingan cahaya ide kemajuan ...
SANG LELAKI.
Aku dewasa. Akulah raja
sekarang. Saatnya untuk meludah pada setiap orang tua.
SANG WANITA.
Akhirnya aku sendiri
membuktikan. Akulah pemilik keanggunan. Akulah wanita itu.
SANG LELAKI.
Kamu ingat Siti. Seanggun
apapun, kamu hanya mahkotaku. Kamu properti ...
SANG WANITA
Beraninya kamu mengatakanku
seperti properti. Apakah kata itu yang berlaku juga pada anting.
SANG LELAKI.
Kurang lebih seperti itu.
SANG WANITA
Tanpa properti anting itu,
aku tetap anggun dengan darah yang keluar dari selangkanganku.
SANG LELAKI.
Darah itulah mahkota yang
kurenggut untuk menjadi dewasa.
SANG WANITA.
Ha, lucu. Kamu pikir dengan
itu kamu sudah dewasa? Belum.
SANG PRIA.
Lalu apa?
SANG WANITA.
Berani menentukan pilihanmu
secara jujur. Kalau hari ini, kamu masih takut dan sebisanya bersembunyi di
balik pintu hotel. Puh ... kayak anak-anak yang baru belajar onani.
SANG PRIA.
Jenius kamu Siti. Aku punya
gagasan yang paling modern mendengar penjelasanmu. Sex mutakhir. Sodomi dengan
lelaki. Itukan namanya memilih untuk melakukan dengan lelaki. Dan aku jujur
padamu. Ah, aku puas sekarang. Akulah raja.
SANG WANITA
Sakit.
SANG PRIA.
Apa bedanya dengan kamu
wanita tak bertindik. Kamu sakit juga. Mendingan kamu jadi lelaki saja ...
SANG WANITA
Jenius...jadi tak perlu lagi
kupikirkan masalah keanggunan ...
Kedua mata remaja itu
berbinar-binar dengan senyum simpul yang paling manis. Keduanya melayangkan
imajinasi pada keredupan cahaya yang makin redup, makin redup lagi, hingga
masuk dalam kepekatan gelap. Cahaya muncul berbentuk lingkaran di sudut bumi
lain. Berdiri sosok dengan dandanan seorang guru. Sosok itu seperti sedang mengajarkan sesuatu.
GURU
Semua harus berhubungan
dengan etika. Jangan pernah melebihi kodrat, karena etika berhubungan erat
dengan kodrat. Biarlah ada aturan-aturan khusus untuk laki-laki dengan semua
atributnya. Begitu juga dengan perempuan ...semuanya mengerti?
TAK ADA YANG MENJAWAB. SEMUA TETAP GELAP. HANYA
TEMPAT GURU ITU BERDIRI YANG DITERANGI CAHAYA. SEMENTARA SANG GURU MASIH
MENUNGGU JAWABAN.
GURU
Masak belum mengerti? Saya
kasih contoh, seorang lelaki diberikan kodrat oleh sang pencipta memiliki tubuh
yang lebih kuat, jadi seandainya laki-laki melindungi perempuan itu dikatakan
etis. Kalau sebaliknya dikatakan tidak etis. Begitu juga perempuan, tidak
dikatakan etis kalau dia berbicara kasar. Karena perempuan itu tercipta dengan
kelembutan.
SATU CAHAYA TERANG DI SUDUT LAIN, MENAMPAKKAN SOSOK MURID YANG MENGACUNGKAN
TANGAN.
MURID 1
Saya mengerti sekarang.
Perempuan diciptakan Tuhan untuk mengandung...jadi sangat etis kalau laki-laki
menghamilinya.
MURID 2
Begitu juga laki-laki
diciptakan Tuhan untuk membuahi. Itu sangat etis kalau difungsikan.
CAHAYA DI SUDUT LAIN LAGI.
MURID 3
Berarti, perempuan harus
punya payudara, punya vagina biar etis dianggap orang lain.
CAHAYA LAIN LAGI.
MURID 4
Kalau begitu perempuan harus
mempunyai atributnya, misalnya anting. Tapi bagaimana dengan Siti yang tak
bertindik segala ....
SEMUANYA MENOLEH KEBELAKANG
SEIRING CAHAYA MENYALA LAGI DAN MENAMPAKAN SOSOK GADIS YANG TERTUNDUK DIAM.
SEMUANYA MEMPERHATIKAN GADIS ITU. SUASANA MENJADI TEGANG SEAKAN SEMUA MEMUSUHI
GADIS YANG TERTUNDUK MALU ITU.
MURID 4
Menjadi tidak etis kalau kita
berhubungan seksual dengannya. Apalagi aku seorang lelaki.
SITI
Kamu jangan sok tahu. Bisanya
kamu bicara tentang hubungan seks. Padahal aku tahu kamu baru saja belajar
onani.
MURID 2
Itu tidak penting. Yang
penting, Antinglah yang mempercantik perempuan. Di mana-mana semua sama.
SITI
Tutup mulutmu wanita jalang.
Apa yang bisa kamu perbuat tanpa anting itu. Paling hanya berkaca di depan
cermin dengan segala kesepian hatimu. Anting itu memperjelas kamu sebagai
seorang wanita jalang. Apa tujuanmu memakai anting, kalau bukan hanya karena ingin
mendapatkan belai laki-laki.
MURID 3
Ah, itu hanya bahasa
keirianmu saja. kamu pasti tidak pernah disentuh laki-laki, makanya kamu bicara
seperti itu.
SITI
Jangan sembarangan bicara.
Tanpa anting pun aku masih bisa disebut perempuan.
MURID 4
Mana buktinya?
PERTANYAAN MURID 1 YANG BERJENIS KELAMIN LELAKI ITU. MEMBUAT SITI TERDIAM
DAN HANYA BISA MENATAP. SEMENTARA MURID 1 MENGGODA DENGAN MATANYA. SITI
MEMBALAS DENGAN TATAPAN SERIBU RENCANA.
GURU
Tenang anak-anak... (pada
Siti) Semua benar Siti, lebih bermoral jika kamu memakai anting.
BUMI
PERLAHAN MEREDUP TERTELAN GELAP HINGGA SOSOK DI SUDUT BUMI LAIN TAMPAK JELAS
DENGAN KEKISRUHANNYA YANG KHAS. MASIH DENGAN SEPENGGAL CAHAYA BERPUTAR DAN
BERGANTIAN MENERANGI SOSOK ITU. HABIS GELAP TERANG, HABIS GELAP TERANG BEGITU
SETERUSNYA. CAHAYA KHAS MESIN LAS PUN TAK KETINGGALAN MENAMBAH KESERIUSAN
MISTERI ITU. DENTINGAN GELAS, AIR MENDIDIH TERUS MELANJUTKAN KISAHNYA. SUMPAH
SERAPAH BERTEBARAN ...
SOSOK DI BALIK GELAP
Begitu juga dengan Drugs.
Bahan kimia yang telah jauh tertinggal dibanding kejeniusanku. Kuno. Kenikmatan
yang bahan itu tawarkan bukan sesuatu yang baru. Dan lucunya aku harus membayar
mahal untuk dia. Puh(meludah)... seharusnya yang aku racik adalah sesuatu yang
lebih mahal. Sesuatu yang membawa ketingkat kemabukan paling tinggi. Lebih dari
ekstase. Lebih dari Trance. Bahkan bom yang meleburkan tubuh menjadi
bagian-bagian molekul tak sanggup menandingi. Dengan kejeniusanku ini, Drugs
yang harus membayar padaku untuk setia mencintainya. Drugs pun bukan teman yang
setia. Dasar kampungan! Setelah semuanya dia mau meninggalkanku. Tapi sebelum
ia melakukan itu, aku mendahuluinya. Sekarang dia ada di belakang jaman
anak-anak kuno. Biarlah dia menjadi fosil-fosil. Dan aku tak mau menjadi Darwin yang bodoh dengan
meneliti fosil-fosil, lalu banyak bicaranya. Yang jelas aku tak selera lagi
dengan hal-hal ketinggalan jaman ... (sosok itu meneruskan pekerjaannya. Segala
bunyi khas meja ilmuwan menjadi musik pada kegelapan itu.)
BUMI
KEMBALI BERALIH MENJADI SUDUT REMANG. KALI INI TEMPATNYA BERANTAKAN LAYAKNYA
SEBUAH PASAR TRADISIONAL YANG HABIS DIPAKAI UNTUK JUALAN. SEGALA MACAM BARANG
BERSERAKAN DAN GENANGAN LUMPUR TAK KETINGGALAN MENGHIAS. TUMPUKAN-TUMPUKAN KARUNG YANG
SUDAH BELEL, MENJADI TEMPAT SANDARAN KETIGA REMAJA YANG SEMPOYONGAN ITU. SALAH
SATU DARI MEREKA SUDAH TAK DAPAT BANGUN LAGI AKIBAT MABUK. TERJADI
PERCAKAPAN ANTARA DUA REMAJA YANG MASIH
SADAR. YANG SATU PRIA BERAMBUT MOHWAK DAN SATU LAGI GADIS BERAMBUT BOTAK.
PRIA MOHWAK
Apa yang harus kita lakukan?
Aku tak kuat lagi berjalan. Dengkul ini tak bersahabat.
GADIS BOTAK
Lalu kamu mau kita ditangkap
Polisi di sini? Ayo kita paksakan untuk berjalan.
PRIA MOHWAK
Bagaimana dengan dia?
(menunjuk temannya yang tergeletak.)
GADIS BOTAK
Biarlah banci itu beristirahat
sebentar. Jangan kita berisik di sini.
PRIA MOHWAK
Tak setia kawan.
GADIS BOTAK
Kenapa, kau takut? Laki-laki
banci.
PRIA MOHWAK
Justru meninggalkannya adalah
tindakan pengecut.
GADIS BOTAK
Puh! Mau jadi pahlawan?
Kampungan.
PRIA MOHWAK
Kamu jangan sok! Kamu ingat
kelaminmu apa. Kamu perempuan! Hanya saja kamu tak bertindik. Ingat nama kamu
Siti. Mana ada nama Siti seorang laki-laki.
GADIS BOTAK
Nah, itu kamu sadar juga. Aku
seorang gadis pun tak bertindik, tapi kau.(sambil menjewer telinga kiri Pria
Mohwak dan melihat anting yang dikenakan pria itu. Lalu dengan mempertegas
ucapan, Gadis itu mengungkapkan sesuatu ditelinga yang dia jewer) kamu Banci!
PRIA MOHWAK
Sudahlah, menurutku ini suatu
kemajuan. Anting ini membuatku lebih macho apalagi ditambah dengan Drugs.
GADIS BOTAK.
Lebih cantik maksudmu. Hanya
banci yang mau melakukan apa yang kamu katakan tadi.
PRIA MOHWAK
Seenaknya kamu bicara. Malam
itu, aku yang merenggut perawan kamu. Apakah aku banci dengan itu.
GADIS BOTAK
Kalau aku tahu kamu seorang
banci. Aku tak rela. Lagipula aku mabuk. Aku tak ingat apa-apa.
PRIA MOHWAK
Sudah, kita jangan
memperpanjang masalah. Ayo kita angkat orang ini.
GADIS BOTAK
Aku banyak urusan. Kamu saja
yang angkat. (Langsung pergi)
PRIA MOHWAK
Eh mau kemana ... tadi kamu
yang memaksa untuk mengangkatnya, sekarang kamu pergi. Apa karena aku
mengatakan kamu tak beranting.
GADIS BOTAK
Jangan bawa-bawa anting untuk
masalah ini. Aku tak peduli dengan barang itu. Kalau perlu aku akan
memusnahkanya.
GADIS
BOTAK ITU PERGI DENGAN KESAL, SOSOKNYA KEBURU DITELAN GELAP. TERTINGGAL PRIA
MOHWAK DENGAN SEGUDANG KEBINGUNGAN. KEREMANGAN MULAI MERASUKI BUMI. HINGGA
SUDUT KUMUH ITU BERGANTI SUDUT MISTERIUS YANG DIDIAMI DUA SOSOK BERSERAGAM
SEKOLAH.
SITI
Kamu mau bukti? Mau coba? Aku
punya waktu sekarang. Jangan hanya mulutmu saja yang besar.
MURID 4
Sabar, kita main cantik. Aku
sudah memesan kamar hotel. (menyerahkan kunci kamar) Ingat 501 nomor kamarnya.
Aku yakin ini pertama kali buatmu. Jadi kamu pasti grogi. Ini ada bantuan untuk
menghilangkan grogi (menyerahkan sesuatu)
SITI
Sabu-sabu! Laki-laki
pengecut.
MURID 4
Hei, jangan sembarangan. Kamu
pun, kalau tak ada tonjolan di dadamu, aku tak yakin kamu seorang Perempuan.
Segeralah ditindik telingamu itu, dan pergilah beli Anting.
GADIS BOTAK
Tanpa Anting, kamu akan
merasakan belaian seorang perempuan. Lihat saja nanti.
KEREMANGAN MULAI TURUN LAGI MEMBASAHI BUMI. DUA
SOSOK TADI PERLAHAN TERTELAN GELAP TERSISA GERAK-GERIK PERDEBATAN MEREKA.
SETELAH GELAP, DI TENGAH BUMI SEDIKIT CAHAYA MENGESANKAN KAMAR SESEORANG YANG
KESEPIAN. SITI SEDANG BERADA DI DEPAN
CERMIN MEMBELAI-BELAI RAMBUTNYA.
SITI
Benar juga dikatakan
laki-laki tadi. Tak perlu aku peduli tentang keanggunan. Anting lambang dari
itu...begitu juga rambut ini. Ah, aku terpengaruh Sabu-sabu tadi. serasa aku
diselimuti dua kemabukan. Ini yang dikatakan super mabuk. Dalam hidup, aku
sudah mabuk dengan segala permasalahan kehidupan, malah ditambah lagi dengan
mabuk bahan kimia...bodoh! tapi aku sadar dengan ketidak pedulianku pada
keanggunan. Tak ada rambut pun aku masih wanita. Sebab darah perawan tadi
membuktikannya. Dalam ketidak peduliku pada keanggunan, aku harus total.
SITI MENGANGKAT GUNTING DI ATAS MEJA. TANGANNYA
MEMBELAI-BELAI RAMBUT. LALU DIA MENGGUNTING SECARA PERLAHAN-LAHAN RAMBUTNYA
MENGIKUTI RITME CAHAYA YANG PERLAHAN MEREDUP JUGA. KETIKA GELAP, CAHAYA
MENERANGI SUDUT YANG KUMUH DAN BERTABURAN KARUNG-KARUNG BELEL TADI, SEBUAH
PASAR TRADISIONAL YANG HABIS DIPAKAI JUALAN. SOSOK PRIA MOHWAK MASIH TERDUDUK
MENUNGGU SAMPAI TEMANNYA YANG MABUK SADAR. LAMA DIA TERMANGU, TIBA-TIBA TEMAN
MABUKNYA ITU MENGGELIAT.
PRIA MOHWAK
Ternyata kau sadar juga. Aku
dari tadi disini menunggumu sadar.
TEMAN
Oh, makasih. Kamu seorang
lelaki yang perhatian. Tak pernah kutemui orang seperti kamu... sudah
berulangkali aku selalu begini. Habis mabuk, tidur disembarang tempat.
PRIA MOHWAK
Ya, itu biasa. Hari ini kamu
katakan itu. Besok kamu menghisap Sabu-sabu lagi.
TEMAN
Mana botak tadi.
PRIA MOHWAK
Dia pergi begitu saja.
TEMAN
Kenapa kamu tidak seperti dia
saja?
PRIA MOHWAK
Aku bukan orang seperti itu.
Aku orang yang sangat bersahabat.
TEMAN
Bohong. Kamu begitu karena
aku mentraktir Sabu-sabu.
PRIA MOHWAK
Dasar kampungan. Aku di sini
karena hatiku baik.
TEMAN
Baru kali ini ada teman yang
baik hati tanpa Sabu-sabu...(Ia melihat anting di kiri telinga Pria Mohwak)
Kamu suka anting?
PRIA MOHWAK
Ini untuk gaya .
TEMAN
Jadi kamu orangnya bergaya?
PRIA MOHWAK
Sudahlah kamu saja tidak
bertindik, buat apa kamu menanyakan hal yang tidak penting itu.
TEMAN
Aku punya anting juga. Karena
kamu baik, akan aku hadiakan kepadamu.
PRIA MOHWAK
Aku akan membalas dengan apa?
TEMAN
Ini untuk menambah gaya kamu.
PRIA MOHWAK
Jadi Anting itu hanya untuk
supaya aku bergaya? Kalau begitu apa yang akan membalas semuanya?
TEMANNYA ITU MEMIKIRKAN SESUATU UNTUK MENJAWAB. LAMA IA BERPIKIR,
SAMPAI-SAMPAI GELAP LANGSUNG SAJA MENIMBUNI TEMPAT KUMUH ITU. SEKETIKA PUN DI
SUDUT YANG LAIN MEMULAI DENGAN KEREMANGAN MISTERIUS DAN SEPENGGAL CAHAYA SERUPA
KIPAS ANGIN YANG BERPUTAR. BUNYI KHAS
MESIN LAS, DENTINGAN GELAS, AIR MENDIDIH MULAI TERDENGAR. SOSOK ITU SIBUK
KEMBALI DENGAN KEMARAHANNYA.
SOSOK DI BALIK GELAP
Semua telah menjalani.
Mungkin tinggal kematian yang selalu menakuti. Dan kelahiran hanyalah pertemuan.
Sebab buat apa seseorang lahir tanpa diketahui orang? Itu bukan hidup tapi mati. Aku
pun tak mengerti, kenapa aku harus bertemu dengan masalah anting. Padahal aku
tak pernah peduli. Sekarang ini aku dinyatakan lahir karena berpikir tentang
Anting. Setidaknya aku telah dikenal orang tanpa Anting. Dan itu kelahiran ...
tinggal bagaimana mematikan Anting. Itu yang luar biasa ...ha..ha..ha!
TAWANYA MENGGEMA BUMI. AKHIRNYA SOSOK DI BALIK
GELAP YANG MISTERIUS ITU, NYATA JUGA DALAM PANDANGAN AKIBAT SEMUA BOTOL
PERCOBAAN MELEDAK DAN DITAMBAH LAGI SINAR LAS YANG MENYOLOK. TERNYATA SOSOK DI
BALIK GELAP ITU ADALAH GADIS BOTAK ATAU SITI. DENGAN KEMARAHANNYA. DIA TERUS
TERTAWA. MEMBUAT SEMUA ATRIBUT PENEMUANNYA PUN MELEDAK-LEDAK HINGGA PADA TITIK
YANG KLIMAKS, LAMPU TIBA-TIBA MELEDAK JUGA DAN GELAP JADINYA. SETELAH ITU TERDENGAR ANGIN MENDESIR SERAM. BUMI MULAI
MEMANCARKAN CAHAYA KEREMANGANNYA. MASUK SOSOK PEREMPUAN MUDA DENGAN EKSPRESI
GELISAH. IA MEMELUK SEBUAH BUNGKUSAN YANG SEKALI-KALI MENGELUARKAN TAWA DAN
TANGIS OROK. SETELAH IA SAMPAI DEKAT SELOKAN, DENGAN GAYA YANG WASPADA, IA
MELETAKKAN BUNGKUSAN ITU LALU IA BERSEMBUNYI DI BALIK SESUATU. DALAM
PERSEMBUNYIANNYA, DATANG SEORANG NENEK-NENEK DENGAN ANTING YANG MENYOLOK. NENEK
ITU KAGET MELIHAT ADA
BUNGKUSAN DENGAN SUARA OROK. LALU IA MEMERIKSANYA.
NENEK
Ah...ada orok rupanya. Masih
sangat merah dan cantik. Saya tahu apa yang harus diperbuat untuk orok seperti
ini...
NENEK ITU MENGELUARKAN JARUM DARI TAS BELELNYA.
DITARIKNYA TELINGA OROK ITU. SEMENTARA PEREMPUAN MUDA TADI, NGERI MELIHAT APA
YANG AKAN DILAKUKAN NENEK ITU. SEBELUM NENEK SEMPAT MENINDIK. BERGEGAS
PEREMPUAN MUDA ITU KELUAR DARI PERSEMBUNYIANNYA UNTUK MENCEGAH.
PEREMPUAN MUDA
Apa yang akan kau lakukan Nenek gila
Nenek terkejut dan tak sempat menindik.
NENEK
Saya ingin membuat dia
bertahan hidup.
PEREMPUAN MUDA
Bohong! Nenek mau
membunuhnya!
NENEK
Bukannya kamu yang mau
membunuhnya. Saya yakin ini adalah anak jadah. Kamu tinggalkan ia di sini karena kamu
tak menginginkannya.
PEREMPUAN MUDA
Itu anakku.
NENEK
Ya, aku tahu itu. Tapi kamu mau membunuhnya, kalau aku justru
menghidupkannya.
PEREMPUAN MUDA
Dengan menindik seperti itu Nenek bilang akan menghidupkannya? Anak itu
pasti kesakitan, dan aku tak akan membiarkannya.
DENGAN SEGERA PEREMPUAN MUDA ITU MENCEKIK NENEK.
APA KUASA NENEK YANG TUA ITU. IA HANYA BISA MENAHAN KEMATIAN UNTUK BISA LEBIH
PERLAHAN. DALAM CENGKERAMAN PEREMPUAN MUDA ITU NENEK BERKATA...
NENEK
Saya menghidupkan ia di dunia ini...yang saya lakukan untuk simbol dunawi. Ia adalah salah satu atribut dunia. Anak itu wanita...
dengan Anting semua akan memandangnya hidup. Jangan kamu tunda
kehidupannya...dengan itu ia adalah Wanita...
PEREMPUAN MUDA
Tutup mulutmu Nenek gila.
AKHIRNYA NENEK ITU MENYERAHKAN ROHNYA KEPADA
KEMATIAN. PEREMPUAN MUDA ITU BELUM JUGA PUAS MENCEKIK. SAMPAI DENGAN SENDIRINYA
PEREMPUAN MUDA ITU MENANGIS, BARU IA MELEPASKAN CENGKERAMANNYA.
PEREMPUAN MUDA
Benarkah aku menginginkan kematianmu? Aku hanya ingin meninggalkanmu di
sini. Aku malu terhadap setiap mata yang memandangku... aku tahu kamu adalah
wanita. Apakah tanpa Anting menyebabkanmu mati walau nafas tetap
berhembus...aku tak sanggup membunuhmu, apalagi menghidupkanmu. Biarlah aku
mati dan kamu cari kehidupanmu sendiri...aku tak sanggup menghadapi dunia.
PEREMPUAN ITU MENGAMBIL BATU YANG TERGELETAK DI
SAMPINGNYA, LALU DIA MENGHANTAM BERKALI-KALI KEPALANYA SENDIRI. TERGELATAKLAH
JASAD PEREMPUAN MUDA DI ATAS GENANGAN DARAHNYA. BELUM BEBERAPA SAAT, DATANG
SEPASANG SUAMI ISTRI YANG TUKANG PEMULUNG. MEREKA KAGET DENGAN PENGLIHATAN
MEREKA. HANYA SEBUAH BUNGKUSAN YANG MEREKA RASA PANTAS UNTUK DISELAMATKAN. DAN
MEREKA PUN MEMUNGUT LALU PERGI MENINGGALKAN TEMPAT ITU. TERSISA DUA MAYAT
(NENEK DAN PEREMPUAN MUDA) YANG MENGHIAS. LAMPU MENUJU KEREMANGAN SAMPAI GELAP
MENJADI PEKAT. DENGAN TIBA-TIBA, BUMI TERANG BENDERANG MENGGANTI MENJADI RUANG
KELAS. TAMPAK SEORANG GADIS BOTAK BERDIRI
DI ATAS MEJA DENGAN MEMEGANG SEBUAH GERGAJI. DI BAWAHNYA ADA SEKITAR LIMA
WANITA YANG TERIKAT. TERMASUK GURU MEREKA. SEMUA WANITA YANG TERIKAT ITU
TERLIHAT GELISAH DAN KETAKUTAN DENGAN LAGAK GADIS BOTAK ITU, ATAU SITI.
GADIS BOTAK/SITI
Sekarang waktunya memusnahkan apa yang kalian banggakan, yaitu
anting...tapi aku tak akan memaksakan. Di tanganku ini, adalah gergaji yang
terbuat dari keihklasan. Gergaji ini yang menemukan dirinya sendiri lewat
kemarahan. Lihat geriginya, dia sangat marah, tapi sesungguhnya dia sayang dan
mau menyelamatkan kalian dari kemabukan terhadap anting. Sampai sekarang pun
dia bertanya apa kegunaan Anting. Tapi semua sudah terjawab! Tahu apa
jawabnya?...jawabnya adalah kehidupan perempuan. Maka, datangnya Gergaji di
sini untuk menghidupkan Perempuan tanpa Anting. Jadi kalian harus ihklas. Tak
akan ada rasa sakit...siapa yang mau duluan?
WANITA 1
Apa jaminannya kalau itu tidak sakit?
GADIS BOTAK/SITI
Tak ada. Karena anting tak penting
untuk dijamini.
WANITA 2
Terus apa maksud kamu tidak menyakiti?
GADIS BOTAK/SITI
Kehidupan selalu indah. Tanpa Anting kalian tak memikirkan keanggunan.
Kalian kira dengan terus memikirkan keanggunan itu tidak menyakitkan? Kenapa
hidup harus disakiti degan perasaan seperti itu.
WANITA 3
Benar! Aku mau duluan!
GADIS BOTAK/SITI
Aha, ada yang sudah sadar. Mungkin sudah tak punya uang lagi untuk bergaya.
Guru
Kenapa kamu sangat tidak etis memaksa Wanita menghapus sejarah anting?
Anting sudah seumur manusia, kenapa kamu mau menyalahi kodrat-kodrat itu?
GADIS BOTAK/SITI
Pertanyaan yang tidak etis, guruku sayang! kamu hanya banyak membuat
orang-orang bodoh dengan keetisanmu itu. Masak ada Anting berhubungan dengan
etika. Itu cuma luarnya saja. Etika ada dalam sini (menunjuk dadanya) dan sini
(menunjuk kepalanya)...ah aku tak mau banyak buang waktu. Aku akan segera
memotong telinga kalian semua. Jika ini pemaksaan, itu bukan hal yang menyakitkan.
Justru sebuah kebahagiaan hidup.
SITI TURUN DARI ATAS MEJA. LALU IA MENGANGKAT
SALAH SATU MURID. DENGAN GAYA
YANG TEATRIKAL , IA MEMOTONG. MURID ITU TERIAK KESAKITAN.
TERIAKANNYA MEMBUAT BUMI GELAP. LALU KEREMANGAN DATANG LAGI SECARA PERLAHAN. MENGGANTI
RUANG KELAS DENGAN RUMAH KUMUH. DI SITU SUAMI ISTRI PEMULUNG TADI SEDANG
BERDEBAT. DIIRINGI
TANGISAN BAYI.
SUAMI
Untuk apa anak itu ditindik?
ISTRI
Anak ini perempuan.
Suami
Terus, apa dia akan jadi laki-laki tanpa tindikan?
ISTRI
Dari dulu juga perempuan punya tindikan.
SUAMI
Makan saja harus banting tulang dulu, bagaimana kita membeli anting?
ISTRI
Tak perlu Emas, yang penting ada yang menandakan dia perempuan.
SUAMI
Kamu akan menyakiti dia.
ISTRI
Kamu justru memusnahkan dia menjadi perempuan.
SUAMI
Cukup dengan nama. Aku akan memberikan dia nama...Siti Hawa. Biar orang
tahu bahwa dia perempuan. Kamu jangan membantah. Biarkan perempuan menjadi
perempuan tanpa apa pun.
KEDUANYA
MEMBISU. HANYA TANGIS BAYI YANG TERDENGAR. SANG ISTRI MENENANGKAN. SEIRING
CAHAYA MEREDUP KE KEGELAPAN. DI SUDUT BUMI YANG LAIN ADA CAHAYA TERANG BENDERANG. ADA PRIA MOHWAK DENGAN EARPHONE DI TELINGANYA
DAN MATANYA TERUS MELEKAT PADA LAYAR MONITOR KOMPUTER.
PRIA MOHWAK
Apalah arti sebuah nama untuk kita sayang ... kamu tahu siapa si Siti itu?
Yang pasti ia perempuan ... ya, aku melakukan sebelum kenal denganmu ... kalian
sama-sama tak bertindik ... setelah malam bersama dengannya, aku mendapatkan
prinsip tentang bagaimana menjadi orang dewasa. Prinsip ini lama membuat saya
untuk mendapatkan mahkota kedewasaanku ... ya, itu kata kamu. Tapi bagaimana
dengan orang-orang lain? Apalagi para pendahulu, mereka kan sok tua ...
cita-citaku untuk meludahi wajah mereka belum juga tercapai ... jadi pilihanku
mencintaimu, belum membuat pengakuan mereka tentang kedewasaan ... aku pikir
inilah kedewasaan, karena pilihan untuk mencintaimu dijaman ini sangatlah
fenomenal jika terbuka kepada khalayak ramai. Tapi ternyata banyak juga yang
seperti ini, dan malah mereka yang diludahi oleh orang-orang dewasa. Aku salah
strategi. Aku kalah perang ... Bukan begitu sayang, bukan karena mencintaimu
aku kalah. Tapi doktrin gadis botak pada malam itu yang membuat aku kalah ...
oh, aku tadi menyebutkan Gadis Botak tadi ... oh iya, kamu pernah bertemu
dengannya, saat itu kamu mentraktir Sabu-sabu ... sayang maafkan saya. Gadis itulah yang berada dalam Internet dengan saya.
IA MENEKAN TUTS KEYBOARD DENGAN TEGAS. LALU PRIA
MOHWAK ITU MENYENDERKAN BADAN PADA SANDARAN KURSINYA. DENGAN SEKALI TARIKAN
NAFAS PANJANG, LALU IA MENGHEMPASKAN NAFAS KE SEMESTA. RUANG KEMBALI MENJADI PASAR TRADISIONAL DENGAN DUA
SOSOK SETELAH GELAP MENYELIMUTI. PRIA MOHWAK YANG TADI DUDUK DI DEPAN KOMPUTER
KINI BERADA BERSAMA TEMANNYA DAN KARUNG-KARUNG BELEL, JUGA GENANGAN LUMPUR DAN
SEGALA MACAM KEKUMUHAN.
PRIA MOHWAK
Terima kasih atas Antingnya. Aku akan membalas dengan puisi untukmu.
TEMAN
Wah, kamu sangat romantis.
PRIA MOHWAK BERDIRI SI ATAS KARUNG-KARUNG BELEL
DAN MEMBACAKAN PUISI.
PRIA MOHWAK
Tak peduli kau tak beranting
Asalkan cinta yang ada di hatimu tak seluas lubang tindikan
Ingin kurenangi semua rasa yang ada dalam sukma
Tapi jasad ini tak berbentuk menjamah cinta mustahil ini
Harus dengan apa kugapai cintamu
Sebab aku Raja yang menentukan pilihan
Yang telah banyak terkapar
dalam peperangan
Aku butuh mahkota cinta
Maukah kamu menjadi mahkotaku dalam singgasanan pilihan?
TEMAN
Wah, sangat romantis. Kenapa membacakan puisi itu untukku? Kalau sekedar membalas hadiah, tak perlu dengan kata
cinta...
PRIA MOHWAK
Kamu tahu tentang Anal sex?
TEMAN
Tentu! Aku seorang Guy
MATA PRIA MOHWAK BERSINAR-SINAR. BEGITU JUGA
TEMANNYA ITU. KEDUANYA BERBAHASA LEWAT MATA DAN KESUNYIAN GAIRAH ITU. TURUNLAH
PRIA MOHWAK DARI ATAS KARUNG. DISAMBUT TEMANNYA YANG LANGSUNG BERDIRI DARI
DUDUKNYA. MEREKA SALING MEMEGANG TANGAN. BERDUA MENUJU DAERAH BELAKANG
KARUNG-KARUNG. ENTAH APA YANG TERJADI PADA KEREMANGAN YANG PERLAHAN REDUP DAN
MENGGANTI DAERAH KUMUH ITU DENGAN TIBA-TIBA MENJADI RUANG KELAS. GADIS BOTAK
TELAH MEMOTONG SEMUA TELINGA PARA WANITA TERKAPAR, MENGGELIAT-GELIAT,
BERTERIAK-TERIAK KESAKITAN. DARAH MUNCRAT DI MANA-MANA. GADIS BOTAK MENGUMPULKAN SEMUA POTONGAN TELINGA DI ATAS
MEJA. GADIS BOTAK KASIHAN JUGA MELIHAT MEREKA. SATU PERSATU DI POTONG TALI
IKATANNYA.
GADIS BOTAK/SITI
Kamu tetap seorang perempuan. Tanpa telinga sekalipun...
SETIAP IKATAN DI LEPAS, PARA WANITA ITU LEBIH
MENGGELAPAR DENGAN LANTAI DAN DARAHNYA.
WANITA 4
Kamu penipu! Kamu mau membunuh kami. Ini sangat sakit...
GADIS BOTAK/SITI
Yang sakit bukan fisikmu, tapi hatimu kan?
WANITA 2
Kamu sebenarnya hanya iri kepada anting.
GADIS BOTAK/SITI
Buat apa? Aku tak pernah
peduli dengan anting.
WANITA 1
Justru hari ini kamu sangat peduli dengan anting.
GADIS BOTAK/SITI
Oh begitu?
GURU
Telinga itu adalah kehidupan wanita. Kamu memotongnya hanya untuk membuat
kamu hidup. Selama ini kamu merasa mati di antara orang-orang yang beranting.
Sekarang kamu merasa hidup di antara kami yang tak bertelinga ini. Selama ini
kamu merasa seperti tak punya telinga, karena tak ada anting bertengger di
situ. Baik kamu harus hidup...dan kamu harus merasakan punya telinga yang
menyatu dengan tubuhmu. Kamu pikir gampang masalah telinga ini untuk wanita?
Sekarang biarkan telinga-telinga yang menjadi kehidupan wanita masuk kedalam
tubuhmu. Agar kamu tahu bagaimana menjadi wanita. Ayo kita masukan telinga itu
ke dalam perutnya...
SEPERTI DIHIPNOTIS. WALAU DALAM KESAKITAN
WANITA-WANITA ITU RAMAI-RAMAI MENANGKAP GADIS BOTAK/SITI. HANYA MEMERLUKAN
WAKTU SEBENTAR UNTUK MENAKLUKANNYA. GADIS BOTAK BERBALIK PANIK. KINI POSISINYA
DITAHAN EMPAT WANITA. DAN GERGAJI BERADA DI TANGAN GURU...
GURU
Sekarang kamu harus rasakan bagaimana menjadi wanita (diiris telinga Gadis
Botak itu satu persatu)
GADIS
BOTAK/SITI BERTERIAK-TERIAK KESAKITAN. PARA WANITA ITU MEMAKSAKAN UNTUK MEMBUKA MULUTNYA
DAN MEMASUKKAN SEMUA POTONGAN TELINGA, HINGGA IA TAK BERNAPAS LAGI. JASADNYA
TERKAPAR TANPA TELINGA. BEGITU JUGA PARA WANITA KEHABISAN DARAH. MEREKA LEMAS.
SATU PER SATU TERKULAI MELEBUR LANTAI. MENGGELAPAR-GELEPAR. DAN AKHIRNYA TAK
BERNYAWA LAGI. BEBERAPA SAAT KEMUDIAN ORANG-ORANG DATANG BERKERUMUN MELIHAT
MAYAT-MAYAT BERSERAKAN. RIUH ORANG-ORANG
ITU TERUS BERTAMBAH. BERDESAK-DESAKKAN UNTUK MELIHAT. LAMA-KELAMAAN RIUHNYA
TERTINGGAL SAYUP-SAYUP, TEPAT BERSAMAAN DENGAN KEREDUPAN CAHAYA MENUJU
KEGELAPAN YANG PEKAT. PADA KEGELAPAN ITU TERDENGAR SUARA MEMANGGIL. AWALNYA
TERDENGAR SAYUP-SAYUP, MAKIN LAMA MAKIN KERAS.
SUARA
Siti...Siti, di mana kamu Nak?
DI SUDUT BUMI CAHAYA SENJA BERSINAR. SOSOK
PEREMPUAN KECIL MERENUNG. SAMPAILAH SUARA TADI MENGHAMPIRI.
SUARA
Siti! Kalau dipanggil
menyahut ya? Namamu Siti Hawa, ingat itu. Ini ayah belikan boneka untukmu.
SITI KECIL MEMPERHATIKAN BONEKA YANG BARU SAJA
DIBERIKAN AYAHNYA. TERBESIT SENYUM DI WAJAH SITI KECIL. IA GIRANG, MELOMPAT-LOMPAT
DAN MENARI-NARI. AYAHNYA TERTAWA MELIHAT ITU. LAMBAT LAUN SEMUA MEREDUP DAN MENJADI GELAP.
SELESAI
No comments:
Post a Comment