Saturday, January 25, 2014

Kecerdasan Ganda

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu. Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi. Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik dalam hal ini adalah memfasilitasi anak didik sebagai individu untuk dapat mengembangkan potensi yang dimikili menjadi kompetensi sesuai dengan cita-citanya. Kenyataan menunjukkan bahwa program pendidikan yang berlangsung saat ini lebih banyak dilaksanakan dengan cara membuat generalisasi terhadap potensi dan kemampuan siswa.
Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman pendidik tentang karakteristik individu. Padahal, diterapkannya generalisasi potensi siswa, dimaksudkan untuk mengarahkan siswa agar memiliki kecerdasan ganda. Namun salah satu karakteristik  penting dari individu yang perlu dipahami adalah bakat dan kecerdasan individu. Individu-individu yang cerdas tidak dapat mengembangkan potensi diri mereka secara optimal karena seperti yang kita ketahui, peserta didik adalah individu yang unik, artinya mereka memiliki bakat atau potensi yang berbeda-beda.
1.2.  Rumusan Masalah
  1. Apakah yang dimaksud dengan teori kecerdasan ganda?
  2. Bagaimana menerapkan kecerdasan ganda dalam kegiatan pembelajaran?
1.3.  Tujuan Penulisan

  1. Untuk mengetahui pengertian teori kecerdasan ganda
  2. Untuk mengetahui cara-cara menerapkan kecerdasan ganda dalam kegiatan pembelajaran
BAB II
2.1. Teori Kecerdasan Ganda
Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Inteligence) yang dikemukakan oleh Howard Gardnerseorang professor psikologi dari Harvard University – akan dijadikan acuan untuk lebih memahami bakat dan kecerdasan individu. Tulisan ini bertujuan untuk membahas dan lebih memahami tentang upaya yang perlu dilakukan oleh guru dan pendidik dalam membantu memfasilitasi pengembangan potensi individu peseta didik.
Pada dasarnya siswa adalah individu yang unik. Setiap siswa memiliki potensi dan kemempuan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Tidak semua individu memilki profil intelegensi yang sama. Setiap individu juga memilki bakat dan minat belajar yang berbeda-beda.
Penelitian Gardner mengidentifikasi ada 8 macam kecerdasan manusia dalam memahami dunia nyata, kemudian diikuti oleh tokoh – tokoh lain dengan menambahkan dua kecerdasan lagi, sehingga menjadi 10 macam kecerdasan. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat kesepuluh kecerdasan tersebut, yaitu :
1.      Kecerdasan verbal / bahasa (verbal/ linguistic intelligence)
Kecerdasan ini merupakan kecerdasan yang behubungan dengan berbicara, menulis, dan cara mengekspresikan diri seseorang tersebut dalam kata-kata, misalnya tentang bahasa, puisi, humor, cerita, tata bahasa, berpikir simbolik, adalah ekspresi dari kecerdasan ini. Kecerdasan ini dapat diperkuat dengan kegiatan – kegiatan berbahasa baik lisan maupun tertulis. Orang-orang seperti presiden Obama dan Sukarno adalah orang-orang yang memilki kecerdasan Verbal yang tinggi. Kedua orang tersebut dapat berbicara atau berpidato sangat lama tanpa menggunakan teks dan membuat semua pendengar terfokus kepadanya.
 2.      Kecerdasan logika/ matematik (logical/ mathematical intelligence)
Kecerdasan logika/ matematika sering disebut berpikir ilmiah, termasuk berpikir deduktif dan induktif. Kecerdasan ini merupakan Kecerdasan otak Linear yang diaktifkan bila seseorang menghadapi masalah atau tantangan baru dan berusaha menyelesaikannya. Kecerdasan ini berfungsi untuk mengontrol rasionalisme matematis (penjumlahan, perkalian, pengurangan dan pembagian). Kecerdasan ini akan selalu menghitung dan memperkirakan setiap kondisi, keadaan, dan lingkungan agar bisa berguna dan bermanfaat bagi kemajuan dan kesuksesan.
3.      Kecerdasan visual/ ruang (visual/ spatial intelligence)
Kecerdasan visual adalah kecerdasan yang berkaitan dengan menggambar, melukis, menggunakan grafik dan peta, dan mencari tempat-tempat/rote yang berbeda-beda,  misalnya seni rupa, navigasi, kemampuan pandang ruang, arsitektur, permainan catur. Kuncinya adalah kemampuan indera pandang dan berimajinasi. Mereka memulai pekerjaan mereka dengan menggambarkan sesuatu di kepala mereka lalu menggambarkannya kembali kedalam sebuah media kertas, computer atau semacamnya. Kemampuan ini mutlak dibutuhkan untuk orang yang ingin melakukan perjalanan jauh, seperti sebuah kapal yang ingin berlayar ke benua lain membutuhkan seorang navigator. Contoh lainnya adalah cerita khayal pada msa kecil seperti menghayal, mimipi terbang, mempunyai kekuatan ajaib, sebagai pahlawan, sangat erat dengan perkembangan kecedasan ini.
4.      Kecerdasan tubuh/gerak tubuh (body/kinesthetic intelligence)
Kecerdasan tubuh menngedalikan kegiatan tubuh untuk menyatakan perasaan. Menari, permainan olahraga, badut, pantomim, mengetik, dan lain – lain, merupakan bentuk – bentuk ekspresi dari kecerdasan ini. Tubuh manusia mengetahui benar hal – hal yang diketahui oleh pikiran. Gerakan tubuh dapat untuk memahami dan berkomunikasi, dan tidak jarang dapat menyentuh sisi jiwa manusia yang paling dalam.
5.      Kecerdasan musikal/ ritmik (musical/rhythmic intelligence)
Kecerdasan ritmik melibatkan kemampuan menusia untuk mengenali dan menggunakan ritme dan nada, serta kepekaan terhadap bunyi – bunyian di lingkungan sekitar suara manusia. Dari semua kecerdasan di atas, perubahan kesadaran manusia banyak disebabkan oleh music dan ritme. Musik dapat menenangkan pikiran, memacu kembali aktivitas, memeperkuat semangat nasional, dan dapat meningkatkan keimanan serta rasa syukur. Kemampuan ini adalah kemampuan yang berhubungan dengan indera pendengaran. Tanpa indera pendengaran kemampuan ini tidak dapat dirasakan. Hal itu dikarenakan kecerdasan Music – Rhythmical adalah kecerdasan mengenai musik, suara, dan cara mengendalikan intonasi dan ritmis. Seseorang yang memiliki kemampuan ini dan bekerja dengan kemampuan tersebut disebut musisi.
6.      Kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence)
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan dimana seseorang tersebut dapat mengerti keadaan orang lain, dapat berhubungan baik dengan banyak orang. Kecerdsan ini  berhubungan dengan kemampuan bekerja sama dan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal dengan orang lain. Mampu mengenali perbedaan perasaan, tempramen, maupun motivasi orang lain. Pada tingkat yang lebih tinggi, kecerdasan ini dapat membaca konteks kehidupan orang lain, kecendrungannya, dan kemungkinan keputusan yang akan diambil. Kecerdasan ini tampak pada para profesional seperti konselor, guru, terphis, politis, pemuka agama. Kemampuan yang seperti ini membuat pemiliknya mempunyai relasi dengan banyak orang, sehingga ia di sukai oleh banyak orang.
7.      Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence)
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk mengerti dirinya sendiri yang mengendalikan pemahaman terhadap aspek internal diri seperti, perasaan, proses berpikir, reflleksi diri, intuisi, dan spiritual. Identitas diri dan kemampuan mentransendenkan diri merupakan bagian/bidang kecerdasan ini. Menurut Gardner, kecerdasan ini merupakan jenis yang paling individual sifatnya, dan untuk menggunakannya diperlukan kecerdasan yang lain. Intrapersonal Biasanya orang yang memilki kemampuan ini selalu ingin membuat dirinya lebih baik dari sebelumnya.
8.      Kecerdasan naturalis (naturalistic intelligence)
Kecerdasan naturalis banyak dimiliki oleh para pakar lingkungan. Seorang penduduk didaerah pedalaman dapat mengenali tanda – tanda akan terjadi perubahan lingkungan, misalnya dengan melihat gejala – gejala alam. Dengan melihat rumput/daun yang patah, ia dapat ,memastikan siapa yang baru saja melintas. Kemampuan ini adalah kempuan yang bisa dikatakan unik. Dikatakan demikian karena kecerdasan ini dimiliki oleh orang-orang yang mengerti tentang alam, simpati terhadap keadaan alam. Orang-orang yang memilki kecerdasan ini merasakan seakan-akan alam itu adalah dirinya sendiri.
9.      Kecerdasan spiritual (spiritualist intelligence)
Kecerdasan spiritual banyak dimilki oleh para rohaniwan. Kecerdasan ini berkaitan dengan bagaimana manusia berhubungan dengan Tuhannya. Kecerdasan ini dapat dikembangkan pada setiap orang melalui pendidikan agama, kontemplasi kepercayaan, dan refleksi teologis.
10.  Kecerdasan eksistensial (exsistensialist intelligence)
Kecerdasan  eksistensial banyak dijumpai pada para filusuf. Mereka mampu nenyadari dan menghayati dengan benar keberdaan dirinya  di dunia ini dan apa tujuan hidupnya. Melalui kontempalsi dan refleksi diri kecerdasan ini dapat berkembang.
2.2. Implementasi Teori Kecerdasan Ganda
Implementasi teori kecerdasan ganda dalam aktivitas pembelajaran memerlukan dukungan komponen-komponen sistem persekolahan. orang tua murid, guru, kurikulum dan fasilitas, dan sistem penilaian. Komponen masyarakat, dalam hal ini orang tua murid, perlu memberikan dukungan yang optimal agar implementasi teori kecerdasan ganda di sekolah dapat berhasil.Orang tua, dalam konteks pengembangan kecerdasan ganda perlu memeberikan sedikit kebebasan pada anak mereka untuk dapat memilih kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai dengan kecerdasan dan bakat yang mereka miliki.
Guru memegang peran yang sangat penting dalam implementasi teori kecerdasan ganda. Agar implementasi teori kecerdasan ganda dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu :
  • Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan individu siswa
  • Kemampuan mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar secara proporsional.
Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan ganda yang dimiliki oleh siswa merupakan hal yang sangat penting. Faktor ini akan sangat menentukan dalam merencanakan proses belajar yang harus ditempuh oleh siswa. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengenali kecerdasan spesifik yang dimiliki oleh siswa. Semakin dekat hubungan antara guru dengan siswa, maka akan semakin mudah bagi para guru untuk mengenali karakteristik dan tingkat kecerdasan siswa.
Setelah mengetahui kecerdasan setiap individu siswa, maka  langkah – langkah berikutnya adalah merancang kegiatan pembelajaran. Armstrong (2004) mengemukakan proporsi waktu yang dapat digunakan oleh guru dalam mengimplementasikan teori kecerdasan ganda yaitu :
  • 30 % pembelajaran langsung
  • 30 % belajar kooperatif
  • 30% belajar independent
Implementasi teori kecerdasan ganda membawa implikasi bahwa guru bukan lagi berperan sebagai sumber (resources), tapi harus lebih berperan sebagai manajer kegiatan pembelajaran.Dalam menerapkan teori kecerdasan ganda, sistem sekolah perlu menyediakan guru-guru yang kompeten dan mampu membawa anak mengembangkan potensi-potensi kecerdasan yang mereka miliki. Guru musik misalnya, selain mampu memainkan  instrumen musik, ia juga harus mampu mengajarkannya sehimgga dapat menjadi panutan yang baik bagi siswa yang memiliki kecerdasan musikal.
Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda juga perlu menyediakan fasilitas pendukung selain guru yang berkualitas.Fasilitas tersebut dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam meningkatkan kecerdasan-kecerdasan yang spesifik.
Fasilitas dapat berbentuk media pembelajaran dan peralatan serta perlengkapan  pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda. Contoh fasilitas pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda antara lain : peralatan musik, peralatan olah raga dan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan spesifik.
Sistem penilaian yang diperlukan oleh sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda berbeda dengan sistem penilaian yang digunkan pada sekolah konvensional.Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda pada dasarnya berasumsi bahwa semua individu itu cerdas. Penilaian yang digunakan tidak berorientasi pada input dari proses pembelajaran tapi lebih berorientasi pada proses dan kemajuan (progress)  yang diperlihatkan oleh siswa dalam mempelajari suatu keterampilan yang spesifik. Metode penilaian yang cocok dengan sistem seperti ini adalah metode penilaian portofolio.Sistem penilaian portofolio menekankan pada perkembangan bertahap yang harus dilalui oleh siswa dalam mempelajari sebuah keterampilan atau pengetahuan.

BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Setiap individu memiliki potensi yang unik yang harus dikembangkan menjadi kompetensi. Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengembangkan potensi individu menjadi kompetensi. Manusia, pada dasarnya,  memiliki beberapa jenis kecerdasan yang menonjol. Howard Gardner, seorang pakar psikologi dari Harvard University, mengemukakan delapan jenis kecerdasan yang meliputi kecerdasan Bahasa, Matematis logis, Spasial, Musikal, Kinestetis tubuh, Interpersonal, Intrapersonal, Naturalis.
Dalam mengimplementasikan teori kecerdasan ganda di sekolah, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu : masyarakat dan orang tua, guru, kurikulum, fasilitas pembelajaran dan sistem penilaian. Membaca buku-buku untuk mengembangkan kecerdasan ganda, membuat table perkembangan kecerdasan anda, atau human intelligence hunt.






DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, T., 2002.Sekolah Para Juara  : Menerapkan Multiple Intelegences di Dunia Pendidikan.Bandung : Kaifa
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT  Asdi Mahasatya

No comments:

Post a Comment