Saturday, January 25, 2014

CerBer "Ya Allah bukakan pintu hatinya"

Kisah ini dibuat berdasarkan kenyataan dilingkungan sehari-hari. Sebut saja Roni, Roni seorang anak yang hidup dalam keluarga dengan keadaan yang ‘pas-pasan’. Roni tinggal bersama kakek, kedua orangtua, dan adik-adiknya. Ia yang baru saja menginjak usia 19 tahun mau tidak mau harus membantu mencari tambahan materi guna memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari. Karena gaji ayahnya tidak lebih hanya untuk mencukupi kebutuhan harian. Ia sebagai anak tertua mestinya bisa jadi tumpuan keluarga, jika kelak ayahnya sudah tidak mampu lagi mencari nafkah untuk kebutuhan keluarganya.
“Roni, kamu kan sudah besar, sudah bisakah kamu membantu ayah mencari tambahan untuk mencukupi kebutuhan kita? Dari pada kamu menganggur dan ibu tidak dapat memberi pendidikan yang lebih tinggi. Seperti yang kamu inginkan. Siapa tahu hasil gajimu bisa ditabungkan untuk melanjutkan pendidikanmu.” Ujar ibu seketika disaat sedang berkumpul diruang keluarga malam itu.
“kerja apa aku bu?” jawab Roni dengan ketus. “aku bisa apa? Lagipula pekerjaan seperti apa yang mau menerimaku yang hanya lulusan SMA?” lanjutnya.
“ibu hanya bertanya kamu mau atau tidak ya terserah. Hanya sekedar saran” balas ibu dengan nada kecewa.
“yasudah aku mau. Dari pada menganggur!” jawab Roni dengan nada terpaksa.
“ya terserahmulah.” Ibu menjawabnya dengan malas. Namun mau bagaimanapun jawaban anaknya, seorang ibu akan terus berusaha untuk tetap memberikan yang terbaik untuk anaknya.
Dimalam berikutnya, ibu sedang berbincang dengan ayah mengenai pekerjaannya yang sedang berada dalam sebuah kasus penipuan. Orang kepercayaan bos ayahnya telah menilap dana yang seharusnya digunakan untuk menjalankan sebuah proyek.
Dan seketika kasus tersebut berjalan ayah Roni pun resign untuk menghindari kemelut berkepanjangan yang sedang menimpa perusahaan tempatnya bekerja itu. Berbulan-bulan sudah waktu berlalu tanpa ada pemasukan yang cukup untuk keluarga Roni. Ayah dan ibunya yang begitu terus berusaha banting tulang, salat malam memohon petunjuk dari yang kuasa, rela melawan rasa malunya untuk pinjam uang,pinjam beras  sana-sini, demi mencari cara dan berusaha untuk mengembalikan kondisi materi mereka yang terganggu. Dan Roni sebagai anak laki-laki paling besar dalam keluarga dengan melihat kondisi keluarga yang sedang terjatuh seharusnya dia tahu apa yang harus dia lakukan. Namun tidak seperti manusia yang memiliki akal yang baik seperti yang kita ketahui. Tindakan Roni sangat membuat orang disekelilingnya gusar dengan ulahnya.
Keseharian Roni memang menganggur, menganggur yang benar-benar menganggur. Kegiatannya yang dimulai dari siang hari, jam 2 siang tepatnya dia baru bangun dari tidur panjangnya. Bangun tidur karena perutnya mulai lapar, sore jam 4 tepatnya teman-teman semasa SMA nya yang menganggur juga datang, mungkin untuk sama-sama mencari peekerjaan atau membuat sebuah karya yang berharga? Tapi itu tidak berlaku bagi Roni dan kawannya. Mereka hanya menonton koleksi-koleksi film horror dan main games online sampai pagi buta. Kadang juga mereka cukup merepotkan siempunya rumah dengan menyediakan makanan ringan hingga makanan berat, dan perlu diketahui teman-temannya paling sedikit dalam satu kali datang itu bisa 5 hingga 12 orang. Merepotkan sekali bukan? Dan hanya itu saja kegiatannya, bukan membantu tapi malah menyusahkan. Masya allah.
Kita tinggalkan masalah Roni dengan keluarganya. Sekarang kita lihat bagaimana Roni dilingkungan teman-temannya.
Roni yang dikenal sebagai orang yang berwibawa, sangat disegani teman-temannya, sifat dan sikapnya yang mudah bergaul membuat Roni mudah dekat dengan siapa saja, termasuk teman-teman wanitanya. Teman-teman wanitanya begitu merespon baik dan menganggap Roni sebagai orang yang dapat dipercaya(kalau zaman sekarang sering disebut kakak ketemu gede). Setiap siapapun dari mereka memiliki masalah atau kepenatan yang mengganggu mereka pasti yang dicari Roni, dan hanya Roni. Karena menurut mereka sosok Roni adalah sosok yang penyayang dan pengertian, bisa menenangkan kepenatan mereka.
“Roni apa kabarnya ya? Kangen nih gue pengen curhat.” Kata Tia saat kumpul dengan genggongnya di reuni geng mereka.
“kemaren aku bbm-an ko.” Jawab nisa. “dia bilang dia udah kerja sekarang, aku cengin tuh supaya mau traktirin kita-kita. Eh malah ketus gitu dia jawabnya.”
“loh tumben ko abang begitu? Lagi ada masalah mungkin ya.” Tasya yang paling dekat dengan Roni heran dengan cerita sahabatnya itu. “aku bbm orangnya ah. Tumben dia gak cerita-cerita ke gue.”
Sosok Roni dimata kawan-kawan perempuannya sangat baik, terhormat dan mengagumkan. Namun sayang apa yang di kagumi bila dalam kehidupan di keluarganya saja dia hanya diam dan tidak dapat melakukan suatu perubahan baik bagi keluarganya.
Suatu ketika Roni sudah mulai bekerja disuatu perusahaan besar didaerahnya. Namun dia menjalani pekerjaan tersebut hanya karena alasan ingin mengisi hari-harinya yang kosong. Satu bulan berlalu, Roni menerima pesan yang menyatakan bahwa rekeningnya telah bertambah, tanda gajinya turun.
“bu, rekening Roni ada yang mengisi.” Roni Menginfokan kabar gembiranya.
“siapa yang mengisi? Memangnya kamu gajihan?” Tanya ibu heran.
“iya bu aku gajihan. Tapi apa iya?” jawab Roni dengan ragu.
“Alhamdulillah… itu rezekimu nak, ya sudah uangnya di tabungkan saja. Jangan pakai yang macam-macam ya” ucap ibu mensyukurinya.
“masa sih aku bisa dapat gajih sebesar ini bu?” Roni masih tampak keheranan.
“kamu itu ya dapat rezeki harusnya bersyukur. Ko malah keheranan begitu?” jawab ibu mencoba bersabar.
Jelas saja dia heran, karena selama satu bulan dia kerja dia hanya masuk kerja selama lima belas hari saja. Ibu tahu kenapa dia bisa dapat gajih, karena upahnya dibayar dan dihitung perhari. Mendengar kabar itu ibu memang tidak heran, dapat tenang dan mensyukurinya berharap beban materi dalam keluarganya berkurang. Berbeda dengan Roni yang keheranan, merasa aneh, tapi Roni sudah menyiapkan daftar barang-barang apa saja yang harus dia beli dengan gajih pertamanya. Masya allah, boro-boro ingat untuk membantu ibu dan ayah.
“lihat bu, aku beli tas baru. Dan besok pesanan sepatuku datang.” Pamer Roni di hadapan ibu dan adik-adiknya.
“syukurlah, adik-adikmu kasihlah. Bagi untuk tambah-tambah uang jajan mereka.” Ibu mencoba mengarahkan untuk anaknya dapat saling berbagi apabila ada rezeki lebih.
Dengan nada malas Roni menjawab, “kasih berapa? Lagian aku masih harus bayar barang-barang pesananku bu.”
“tidak seberapa, terserahmulah. Yang penting ada untuk adik-adikmu jajan.” Dengan nada santai Ibu masih berharap akan kepedulian anaknya pada keluarganya.
Sambil merogoh kantong celananya dia ambil uang selembar lima puluh ribu dan diberikannya pada ibu. “ini bu bagikan saja terserah ibu.”...


Fonologi pasangan minimal konsonan




Tabel Pasangan Minimal
Kata
Fonem
Kata
Fonem
Kata
Fonem
1
paha-pala
/h/, /l/
26
lahan-tahan
/l/, /t/
51
suaka-suara
/k/, /r/
2
kapak-lapak
/k/, /l/
27
laris-waris
/l/, /w/
52
salak-salah
/k/, /h/
3
lagu-laku
/g/, /k/
28
darah-parah
/d/, /p/
53
mudah-sudah
/m/, /s/
4
layar-lapar
/y/, /p/
29
barat-syarat
/b/, /sy/
54
pantang-tantang
/p/, /t/
5
jahit-pahit
/j/, /p/
30
duri-suri
/d/, /s/
55
sidang-silang
/d/, /l/
6
cari-jari
/c/, /j/
31
curi-puri
/c/, /p/
56
tanah-panah
/t/, /p/
7
laju-lalu
/j/, /l/
32
demi-semi
/d/, /s/
57
nama-sama
/n/, /s/
8
ajak-ajar
/k/, /r/
33
cari-sari
/c/, /s/
58
malas-talas
/m/, /t/
9
bakal-bakar
/l/, /r/
34
donor-honor
/d/, /h/
59
tulaŋ-pulaŋ
/t/, /p/
10
bataŋ-batal
/ŋ/, /l/
35
dewa-sewa
/d/, /s/
60
pasar-dasar
/p/, /d/
11
genap-gelap
/n/, /l/
36
paku-palu
/k/, /l/
61
tikar-tikam
/r/, /m/
12
sembah-sembab
/h/, /b/
37
baku-saku
/b/, /k/
62
tebal-sebal
/t/, /s/
13
baru-batu
/r/, /t/
38
buka-suka
/b/, /s/
63
karang-sarang
/k/, /s/
14
luka-lupa
/k/, /p/
39
tubuh-subuh
/t/, /s/
64
sayang-bayang
/s/, /b/
15
tali-tapi
/l/, /p/
40
tepi-sepi
/t/, /s/
65
ikat-ikan
/t/, /n/
16
lupa-rupa
/l/, /r/
41
mari-cari
/m/, /c/
66
keraŋ-teraŋ
/k/, /t/
17
malaŋ-malam
/ŋ/, /m/
42
buku-suku
/b/, /s/
67
siram-tiram
/s/, /t/
18
tabu-tamu
/b/, /m/
43
beda-jeda
/b/, /j/
68
buram-curam
/b/, /c/
19
batal-batas
/l/, /s/
44
buru-guru
/b/, /g/
69
pita-sita
/p/, /s/
20
kapan-kafan
/p/, /f/
45
biru-tiru
/b/, /t/
70
badan-padan
/b/, /p/
21
ajak-ajal
/k/,/l/
46
zaman-taman
/z/, /t/
71
gaji-haji
/g/, /h/
22
amat-aman
/t/, /n/
47
sukar-tukar
/s/, /t/
72
rantai-santai
/r/, /s/
23
baur-baut
/r/, /t/
48
kuku-suku
/k/, /s/
73
akan-aman
/k/, /m/
24
dekap-dekat
/p/, /t/
49
liku-siku
/l/, /s/
74
anak-acak
/n/, /c/
25
suram-surat
/m/, /t/
50
kutu-kubu
/t/, /b/
75
malam-makam
/l/, /k/